Pemprov Sulsel Redistribusi 800 Tenaga Kesehatan, Optimalkan Layanan Rumah Sakit

Avatar
__Redistribusi SDM ini bertujuan untuk pemerataan tenaga kesehatan serta mendukung akses layanan yang lebih merata di seluruh rumah sakit Pemprov Sulsel/Ilustrasi Poto: ciciai.com*

HARAPANBARU.NET, Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mengambil langkah strategis dengan melakukan redistribusi tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 800 orang ke sejumlah rumah sakit yang berada di bawah naungan pemprov.

Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel, Erwin Sodding, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan sekadar pemindahan tenaga, melainkan strategi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan sekaligus mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada.

Redistribusi SDM ini bertujuan untuk pemerataan tenaga kesehatan serta mendukung akses layanan yang lebih merata di seluruh rumah sakit Pemprov Sulsel,” ujar Erwin, Jumat (29/8/2025) di Makassar.

BACA JUGA:  Pimpin High Level Meeting, Gubernur Sulsel Puji Tingkat Inflasi Bulukumba
Tersebar di Tujuh Rumah Sakit Daerah

Sebanyak 800 tenaga kesehatan itu akan ditempatkan di tujuh rumah sakit milik Pemprov Sulsel, yakni:

  • RS Labuang Baji
  • RSUD Dadi
  • RS Haji
  • RS Fatima
  • RS Sayang
  • RS Ibu Pertiwi
  • RS Regional Lamappapenning Bone

BACA JUGA:  Wakil Ketua Komisi V DPR-RI Andi Iwan Darmawan Aras, Tinjau Kawasan Kumuh di Wajo
Menurut Erwin, langkah ini diharapkan mampu menjawab tantangan distribusi tenaga kesehatan yang selama ini belum merata. Dengan begitu, masyarakat di berbagai wilayah, termasuk daerah penyangga, bisa mendapatkan layanan kesehatan yang sama baiknya.

Perkuat Kolaborasi, Bukan Melemahkan

Direktur RS Haji, Dr. dr. Evi Mustikawati Arifin, Sp.KK., M.Kes, menyambut baik kebijakan tersebut. Ia menekankan bahwa redistribusi bukanlah upaya untuk mengurangi peran individu, melainkan memperkuat kinerja bersama di sektor kesehatan.

“Langkah ini diambil agar kemampuan dan kompetensi yang kita miliki dapat lebih dirasakan oleh masyarakat secara luas, bukan hanya di satu titik pelayanan,” jelas Evi, dikutip dari laman website resmi Pemrov  Sulsel, Jumat 29/08.

Meski diakui bahwa perubahan ini tidak mudah bagi sebagian tenaga kesehatan, Evi menegaskan pentingnya melihat kebijakan ini sebagai wujud pengabdian yang lebih luas.

“Saya paham ada rasa berat yang muncul, tetapi percayalah, ini adalah amanah pengabdian kita untuk kesehatan masyarakat Sulawesi Selatan,” tambahnya.

Arah Baru Layanan Kesehatan Sulsel

Kebijakan redistribusi ini juga membuka ruang evaluasi berkelanjutan. Evi menuturkan bahwa setiap dinamika yang muncul di lapangan akan menjadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan kebijakan selanjutnya.

“Mari kita jadikan redistribusi ini sebagai kesempatan memperluas ladang pengabdian, bukan sebagai hambatan. Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerjasama seluruh tenaga kesehatan yang terus memberikan yang terbaik untuk rumah sakit dan masyarakat kita,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Kompetisi Inovasi Panrita 2025 di Bulukumba, Andi Utta Tekankan Manfaat untuk Rakyat
Dengan langkah ini, Pemprov Sulsel menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan kesehatan yang lebih adil, merata, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Sulawesi Selatan. (red)*

Sumber: sulselprov.go.id*