Annyorong Lopi Awali Festival Pinisi XV Bulukumba 2025: Ritual Sakral dari Tanah Panrita Lopi

Avatar


HARAPAN-BARU.NET, Bulukumba, Sulawesi Selatan — Pagi itu, Kamis (23/10/2025), semilir angin laut Mandala Ria membawa aroma garam dan suara riuh tepuk tangan.

Di bawah langit biru pesisir Desa Lembanna, Kecamatan Bonto Bahari, sepotong kisah tua kembali hidup: Annyorong Lopi — ritual sakral peluncuran kapal ke laut — membuka secara resmi Festival Pinisi XV Bulukumba 2025.

BACA JUGA:  Peringati HKN ke 58, RSUD Bulukumba Gelar Jalan Santai
Ratusan pasang mata menyaksikan momen penuh makna itu. Para tetua adat, pelaut tua, dan anak-anak sekolah berbaur menyaksikan perahu Pinisi yang perlahan meluncur ke laut, diiringi doa dan tabuhan gendang.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Hj. Fatmawati Rusdi berdiri di antara para tamu kehormatan, menandai dimulainya festival budaya maritim paling bergengsi di Sulawesi Selatan.

“Tidak mudah untuk masuk dalam Kharisma Event Nusantara. Tapi Festival Pinisi membuktikan dirinya sebagai simbol ketekunan dan kerja keras masyarakat Bugis-Makassar,” ujar Fatmawati dalam sambutannya, disambut tepuk tangan meriah para hadirin.

Panggung Maritim yang Menyatukan Daerah

Pembukaan festival tahun ini menghadirkan suasana istimewa. Selain pejabat provinsi, hadir pula sejumlah kepala daerah seperti Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin,

BACA JUGA:  Andi Utta Tutup Lomba Foto Bawah Laut Internasional di Bulukumba
Bupati dan Wakil Bupati Sinjai, Bupati Tana Toraja, Bupati Kepulauan Selayar, serta perwakilan dari berbagai kabupaten di Sulsel.

Dari Jakarta, hadir pula Sekjen Kementerian UMKM Arif Rahman Hakim dan pejabat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Mereka menyatu dalam suasana akrab di tepi laut, menikmati semangat yang sama: menjaga dan merayakan warisan budaya Pinisi, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.

“Festival ini bukan sekadar perayaan, tapi bentuk penghormatan atas identitas maritim kita. Pinisi adalah simbol cerdasnya manusia Bulukumba dalam mengarungi zaman,” ucap Fatmawati.

Annyorong Lopi di Pantai Mandala Ria: Hal Baru, Semangat Lama

Tahun ini, ada yang berbeda. Ritual Annyorong Lopi untuk pertama kalinya digelar di Pantai Mandala Ria, bukan di Tanah Beru seperti tahun-tahun sebelumnya.


Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf, yang akrab disapa Andi Utta, menyebut pemindahan lokasi ini sebagai bentuk inovasi sekaligus strategi promosi wisata.

Pantai Mandala Ria adalah destinasi unggulan baru Bulukumba. Tahun ini kami ingin masyarakat dan wisatawan lebih mengenalnya,” ujar Andi Utta.

Selain Mandala Ria, Pantai Merpati juga menjadi pusat kegiatan pameran seni dan budaya karena telah memiliki panggung pertunjukan yang representatif.

BACA JUGA:  Bupati Andi Utta Rotasi Eselon 2, Empat Jabatan Kosong untuk Dilelang
Tak hanya itu, Kolam Labuh akan menjadi lokasi peluncuran Kapal Pinisi Café & Resto Terapung, menambah daya tarik festival yang berlangsung hingga Sabtu, 25 Oktober 2025.

Simbol Kebanggaan Maritim

Dalam sambutannya, Andi Utta menegaskan bahwa Festival Pinisi bukan hanya pesta budaya, tetapi juga wujud promosi pariwisata berkelanjutan.

“Festival Pinisi adalah wadah untuk mengapresiasi ragam nilai seni dan budaya kita. Bulukumba punya warisan besar: tradisi pembuatan perahu Pinisi dan adat Kajang yang tidak ada duanya di dunia,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pemerintah daerah terus berkomitmen mengembangkan kawasan wisata bahari, termasuk pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih di sekitar Kolam Labuh, hasil dukungan pemerintah pusat tahun ini.

Warisan yang Menyatu dalam Zaman
Ritual Annyorong Lopi di Pantai Mandala Ria menjadi simbol abadi dari hubungan manusia Bulukumba dengan laut — sebuah hubungan yang tidak sekadar ekonomis, melainkan juga spiritual.

Di balik setiap kayu bitti yang disusun menjadi lambung kapal, tersimpan doa, harapan, dan filosofi hidup masyarakat pelaut Bugis-Makassar.

BACA JUGA:  Untuk Datangkan Uang, Bupati Andi Utta Ajak Kelola Desa Wisata Lebih Kreatif
Seusai upacara pembukaan, Wagub Fatmawati bersama Bupati Andi Utta dan para kepala daerah menuju lokasi peluncuran kapal, menyaksikan langsung momen ketika Pinisi menyentuh air laut.

Penanda dimulainya perjalanan baru, tidak hanya bagi kapal itu, tetapi juga bagi Bulukumba, yang terus berlayar di samudra pariwisata dan budaya dunia.

“Inilah Bulukumba, tanah Panrita Lopi,” ujar seorang tokoh adat dengan suara bergetar. “Tempat di mana laut bukan sekadar bentangan air, tapi cermin jiwa dan kebanggaan.”

Festival Pinisi XV 2025 pun resmi dimulai — bukan hanya sebagai tontonan, tapi sebagai perayaan identitas dan kearifan bahari Nusantara.