MAKASSAR, HARAPAN BARU,- Wakil Ketua Komisi V DPR-RI, Andi Iwan Darmawan Aras turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara peresmian pembangunan Makassar New Port (MNP) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis, 22 Februari 2024.
Kehadiran Andi Iwan Darmawan Aras, sebagai perwakilan dari DPR-RI menegaskan komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur strategis di wilayah Timur Indonesia.
MNP, dengan investasi mencapai Rp5,4 triliun, dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Pelindo dan memiliki kapasitas tampung sebesar 2,5 juta TEUs.
Presiden Jokowi dalam sambutannya menyatakan bahwa MNP adalah pelabuhan peti kemas terbesar kedua setelah Tanjung Priok dan merupakan pelabuhan terdalam yang sangat ideal untuk kapal-kapal besar yang mengangkut kontainer.
“Makassar New Port melonjak jauh dari kapasitas sebelumnya sebesar 750.000 TEUs menjadi 2,5 juta TEUs. Investasi yang telah ditanamkan menunjukkan komitmen kita untuk memajukan sektor logistik dan ekonomi di Indonesia Bagian Timur,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga menyampaikan harapannya bahwa MNP akan berkontribusi dalam efisiensi biaya logistik di Tanah Air, serta menegaskan rencana untuk memanfaatkan pelabuhan lama sebagai pusat kota baru, City Center Makassar, dengan syarat mendapatkan izin dari pihak terkait.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menekankan pentingnya pengembangan MNP sebagai gerbang dunia bagi Kawasan Indonesia Timur.
Dengan peresmian MNP ini, diharapkan Makassar kembali meraih kejayaannya sebagai pusat perdagangan di wilayah Timur Indonesia, memanfaatkan letak geografisnya yang strategis sebagai jalur perdagangan utama melintasi Selat Malaka.
Wakil Ketua Komisi V DPR-RI Andi Iwan Darmawan Aras juga menyampaikan rasa syukurnya atas peresmian MNP, dia Berharap MNP akan menjadi tulang punggung perputaran ekonomi di kawasan Timur Indonesia dan juga akan menjadi penopang ekonomi ibu kota.
“Kira bersyukur proyek dengan nilai investasi Rp 5,4 T telah diresmikan, kita berharap ke depan MNP akan menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi di KTI dan menjadi, dan mengembalikan Kejayaan ekonomi bagi Sulawesi Selatan,” Katanya
“Ini adalah bagian dari cara untuk mengembalikan kejayaan Makassar sebagai pusat perdagangan di wilayah Timur Indonesia, karena dilihat dari letak geografis sumber perdagangan Indonesia bisa melewati Selat Malaka,” tuturnya.