
HARAPANBARU.NET, BULUKUMBA – Senyum lega masih terpancar dari wajah para petani di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Memasuki awal September 2025, meski musim panen padi hampir berakhir, harga gabah di tingkat petani tetap bertahan di Harga Pokok Penjualan (HPP) pemerintah.
Dari pantauan awak media di sejumlah desa di Kecamatan Gantarang, harga gabah hingga Rabu (3/9/2025) masih stabil di angka Rp6.500 per kilogram.Angka ini sesuai dengan ketetapan pemerintah, membuat para petani merasa lebih tenang dan bersyukur.
“Masih bertahan di harga pemerintah, tidak naik dan tidak turun sampai hari ini,” ungkap Maya Asdar Amin, petani asal Desa Bontonyeleng, saat ditemui di sawahnya, dikutip dari laman RUBRIK.co.id, (Rabu, 03/09).
Perbandingan dengan Musim Panen Lalu
Maya menuturkan, stabilitas harga kali ini jauh lebih baik dibanding musim panen sebelumnya. Tahun lalu, harga gabah sempat anjlok hingga Rp5.500 per kilogram, berada di bawah HPP yang ditetapkan pemerintah.
“Kalau sekarang lebih bagus, sesuai harga pemerintah. Bahkan beberapa waktu lalu sempat naik jadi Rp6.600 per kilogram, meski hanya bertahan beberapa hari,” ujarnya.
Musim Panen Hampir Rampung
Di Kecamatan Gantarang, sejumlah lahan persawahan sudah memasuki masa akhir panen. Diperkirakan seluruh area akan rampung pada akhir September 2025. Kondisi ini memberi optimisme bagi petani yang selama ini was-was dengan fluktuasi harga.
Bulog Ikut Menjamin Stabilitas Harga
Tak hanya petani, pihak mitra kerja Bulog juga memastikan harga gabah tetap mengikuti aturan pemerintah. Hasdi, mitra Bulog dari CV Alesha Jaya, menegaskan bahwa pihaknya selalu berpegang pada HPP dalam pembelian gabah dari petani.
“Kalau berbicara soal harga, pasti kita ikuti aturan pemerintah. Saat ini harga pembelian masih Rp6.500 per kilogram, sempat naik ke Rp6.600 tapi kembali normal,” jelasnya.
Harapan Petani ke Depan
Bagi petani Bulukumba, kestabilan harga gabah menjadi kabar baik di tengah biaya produksi yang terus meningkat. Mereka berharap pemerintah bersama Bulog terus menjaga agar harga gabah tetap stabil, sehingga hasil jerih payah di sawah bisa memberi keuntungan yang layak.
Dengan kondisi ini, musim panen di Bulukumba tahun 2025 tidak hanya meninggalkan hamparan sawah yang mulai kosong, tetapi juga meninggalkan senyum lega para petani yang merasa dihargai hasil kerjanya. (red)*