Akhmad Munir Menang di Kongres PWI 2025, Janji Satukan Wartawan dan Pulihkan Marwah Pers


__Kongres Persatuan PWI, Akhmad Munir Kalahkan HCB -Foto: Detak Kaltim

HARAPANBARU.NET, Bekasi – Aroma tegang dan penuh intrik yang menyelimuti Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 2025 akhirnya mencapai puncaknya. Sabtu (30/8/2025), di Gedung BPPTIK Kemenkomdigi, Cikarang, Kabupaten Bekasi, nama Akhmad Munir, Direktur Kantor Berita Antara, resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum PWI Pusat periode 2025–2030.

Munir berhasil mengunci kemenangan telak usai meraih 53 suara, mengungguli rival tangguhnya, Hendry CH Bangun, yang hanya mengantongi 32 suara dari total 87 pemilih.

Hasil ini sekaligus menegaskan Munir sebagai “panglima baru” di organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia.

Kongres Panas, Namun Demokratis

Kongres berlangsung dalam nuansa penuh drama. Intrik politik, lobi-lobi, dan perdebatan sengit mewarnai perjalanan sidang.

Namun, ketika palu sidang pleno kedua yang dipimpin Hudono, Marsal, dan Lutfil Hakim diketukkan, semuanya berakhir dengan tertib dan demokratis.

Kongres sendiri dibuka oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, Nezar Patria, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran PWI dalam menjaga kualitas pers di era digitalisasi dan disrupsi media yang makin masif.

Rekonsiliasi Total: “Persatuan Harga Mati”

Dalam pidato kemenangannya, Munir tampil berapi-api. Ia menekankan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah rekonsiliasi total di tubuh PWI, menutup luka lama akibat dualisme kepemimpinan yang sempat memecah organisasi.

“PWI harus kembali menjadi rumah besar semua wartawan Indonesia. Kita harus menutup polarisasi, menghapus luka lama, dan menghadirkan semangat kebersamaan lahir batin,” tegas Munir, dikutip dari laman  informasinasional.com, Minggu/31/08.

Menurutnya, konflik berkepanjangan telah menurunkan citra PWI di mata publik, membuat kepercayaan stakeholder media, pemerintah, hingga masyarakat kian memudar. Karena itu, ia berkomitmen memulihkan marwah organisasi melalui konsolidasi nasional.

Gagasan Spektakuler: Festival Pers Indonesia

Tak hanya soal rekonsiliasi, Munir melontarkan gagasan besar: Festival Pers Indonesia. Agenda ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan PWI sebagai lokomotif utama dalam ekosistem media nasional.

“PWI adalah lokomotif besar dengan sejarah panjang. Festival ini akan mengangkat kembali brand PWI agar dipercaya, dihormati, dan dijadikan rujukan utama dalam dunia jurnalistik Indonesia,” ungkapnya.

Hadapi Disrupsi Digital

Munir juga menyadari bahwa tantangan media di era digital tidak ringan. Disrupsi informasi, banjir konten instan, hingga persaingan distribusi berita menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan jurnalisme berkualitas.

Ia menegaskan bahwa kode etik jurnalistik adalah benteng terakhir untuk menjaga pers tetap berada di jalur kebenaran. Wartawan, menurutnya, bukan hanya dituntut piawai menulis, tetapi juga harus memahami teknologi, distribusi konten, hingga arah bisnis media masa depan.

Peran PWI Daerah, Ujung Tombak Konsolidasi

Munir menekankan, konsolidasi PWI tak bisa hanya berpusat di Jakarta. Ia menaruh perhatian besar pada PWI daerah sebagai ujung tombak penguatan organisasi.

“Jika daerah bergerak, ekosistem media nasional yang sehat dan berkualitas bisa terbangun,” tandasnya.

Harapan Baru untuk PWI

Terpilihnya Akhmad Munir disambut hangat oleh peserta kongres. Banyak pihak berharap ia mampu membawa PWI keluar dari bayang-bayang konflik internal dan menjawab tantangan era digital.

Kini, Munir memikul tanggung jawab besar: memulihkan marwah PWI, menyatukan wartawan, dan memimpin kebangkitan pers Indonesia. (Red)*

Exit mobile version