HARAPAN BARU.NET, Bulukumba – Kabupaten Bulukumba kembali menorehkan prestasi di kancah internasional.
Inovasi Gerakan Menanam Lombok Nikmati Hasilnya (GEMOIH) yang digagas Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Bulukumba berhasil melaju sebagai salah satu finalis Competition of Public Sector Innovation (COPSI) Award 2025, ajang bergengsi inovasi sektor publik tingkat dunia.
GEMOIH hadir bukan sekadar gerakan menanam cabai, tetapi menjadi solusi nyata menghadapi tantangan ekonomi, inflasi, dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Melalui gerakan ini, lahan-lahan kosong yang sebelumnya terbengkalai disulap menjadi kebun produktif yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Peran PKK dalam Menjaga Ketahanan Pangan
Ketua TP-PKK Bulukumba, Andi Herfida Muchtar, menjelaskan bahwa GEMOIH sejalan dengan 10 program pokok PKK, khususnya dalam pemanfaatan lahan kosong.
Program ini tidak hanya menyasar ibu-ibu rumah tangga, tetapi mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk menanam cabai dan sayuran di pekarangan rumah masing-masing.“PKK selalu berpikir apa yang bisa dilakukan untuk mendukung program nasional, khususnya Pemda Bulukumba. Menanam tidak harus punya lahan luas, yang penting ada kemauan. Kami juga berharap dukungan Pemda dan semua OPD agar gerakan ini semakin masif,” ungkap Herfida.
Ia menambahkan, GEMOIH diharapkan memberi manfaat ganda: menjaga pasokan pangan sekaligus meningkatkan ekonomi rumah tangga.
Apresiasi Bupati Bulukumba
Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, atau akrab disapa Andi Utta, memberi apresiasi tinggi terhadap GEMOIH. Menurutnya, cabai (lombok) merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.
Melalui program ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan ketersediaan cabai dengan harga terjangkau, tetapi juga mampu menekan angka inflasi daerah.
“Sejak dua tahun terakhir, inflasi Bulukumba termasuk yang terbaik di Sulsel. Salah satunya karena program seperti GEMOIH ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Andi Utta menekankan pentingnya mengubah budaya masyarakat dari kuttu (malas) menjadi produktif. Ia bahkan menjanjikan reward bagi desa atau kelurahan yang mampu berinovasi memanfaatkan lahan kosong.
“Lahan yang terbengkalai bisa produktif jika ditanami. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menunggu, tapi berkreasi memanfaatkan apa yang ada. Ini juga membuka peluang terbentuknya kawasan hijau sekaligus sumber ekonomi baru,” tegasnya.
GEMOIH Bersanding dengan Inovasi Lain
Keberhasilan GEMOIH lolos ke ajang COPSI Award 2025 kian istimewa karena bersanding dengan dua inovasi Bulukumba lainnya, yakni VR Tourism dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora), serta Lorong Ceting dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapperida).
Dari 196 inovasi daerah yang lahir di Bulukumba, tiga di antaranya berhasil menembus kompetisi internasional dan akan dipresentasikan secara daring pada 26 Agustus 2025 mendatang.
Harapan ke Depan
Tak hanya menjadi ajang lomba, GEMOIH menjadi gerakan sosial-ekonomi yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Dengan dukungan pemerintah daerah, penyuluh pertanian, hingga partisipasi aktif masyarakat, program ini diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong di desa dan kelurahan.
“GEMOIH bukan sekadar menanam lombok, tapi menanam harapan untuk kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat Bulukumba,” pungkas Herfida.


