
HARAPAN-BARU.NET, Bulukumba – Manajemen Klinik Naufal Bulo-bulo, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, akhirnya memberikan klarifikasi resmi terkait aksi demonstrasi yang sempat diwarnai ketegangan di depan fasilitas kesehatan tersebut pada Senin, 13 Oktober 2025.
Potongan video aksi itu sempat viral di media sosial dan memicu berbagai spekulasi publik.Direktur Klinik Naufal, dr. Wahyuni, menegaskan bahwa video yang beredar hanya menampilkan sebagian kecil dari keseluruhan kejadian di lapangan dan tidak menggambarkan konteks sebenarnya.
“Perlu kami sampaikan bahwa video anarkis yang beredar adalah potongan singkat yang hanya menampilkan bagian pertikaian. Sebelum insiden itu, ada aksi yang dilakukan oleh korlap demonstran yang memicu emosi warga sekitar,” ujar dr. Wahyuni dalam keterangan resminya, Selasa (14/10/2025).
Ia mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Kami harap masyarakat lebih bijak dalam bersosial media dan menelusuri kebenaran informasi sebelum menyebarkannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman,” tambahnya.
Akar Masalah Berawal dari Keluhan Pasien BPJS
Menurut pihak manajemen, aksi tersebut dipicu oleh keluhan salah satu keluarga pasien BPJS terhadap pelayanan dokter di bagian rawat jalan. Keluhan pertama kali diterima melalui pesan WhatsApp pada 7 Oktober 2025.
“Kami menerima pesan berisi komplain mengenai pelayanan dokter. Staf kami sudah merespons dengan menanyakan identitas pasien untuk diverifikasi, namun pihak yang bersangkutan tidak memberikan data lengkap,” jelas dr. Wahyuni.
Pihak keluarga menilai dokter bersikap diskriminatif terhadap pasien berinisial S, karena dianggap tidak melakukan pemeriksaan fisik dan langsung memberikan resep obat.
Namun, Klinik Naufal menegaskan bahwa tindakan dokter sudah sesuai prosedur medis berdasarkan hasil anamnesa dan kondisi pasien.
“Kami memahami kekhawatiran keluarga pasien, namun pelayanan dokter saat itu sudah sesuai prosedur dan dilakukan berdasarkan hasil anamnesa serta kondisi pasien,” kata dr. Wahyuni.
Berdasarkan Rekam Medis, Pelayanan Dinilai Sesuai SOP
Klinik Naufal kemudian melakukan penelusuran data rekam medis pasien untuk memastikan kronologi pemeriksaan. Dari hasil catatan, pasien datang pada 6 Oktober 2025 pukul 20.18 WITA, melakukan pendaftaran, dan diperiksa oleh dokter pada 20.24 WITA.
“Kami memiliki catatan lengkap kunjungan pasien, termasuk waktu pemeriksaan, pemberian resep, hingga edukasi untuk kontrol ulang dalam tiga hari jika kondisi belum membaik,” terang dr. Wahyuni.
Ia menegaskan bahwa seluruh tindakan dokter telah mengikuti standar pelayanan medis dan etika profesi.
Kronologi Aksi Demonstrasi
Pihak klinik menerima surat pemberitahuan aksi pada 10 Oktober 2025, dengan rencana unjuk rasa di dua lokasi: Dinas Kesehatan Bulukumba dan Klinik Naufal.
Aksi berlangsung pada Senin, 13 Oktober 2025 sekitar pukul 13.20 WITA dan sempat memanas karena dilakukan di depan UGD, yang bukan merupakan area yang diperbolehkan untuk unjuk rasa.
Ketegangan muncul antara peserta aksi dan warga sekitar sebelum akhirnya situasi bisa diredam.
“Kami bersama keluarga pasien berusaha menenangkan situasi agar tidak terjadi kericuhan,” tutur dr. Wahyuni.
Setelah itu, aksi dipindahkan ke depan poli rawat jalan, di mana koordinator lapangan demonstran diberi kesempatan menyampaikan aspirasi, dan pihak klinik turut memberikan klarifikasi langsung di hadapan massa.
Klinik Siap Terbuka untuk Kritik
Menutup keterangannya, dr. Wahyuni menegaskan bahwa Klinik Naufal selalu terbuka terhadap kritik dan siap memberikan penjelasan objektif kepada publik.
“
.